Saturday, April 28, 2018

Antara NU & Muhamadiyah

Tags

Baca Juga


Antara NU & Muhamadiyah


Pada suatu hari, presiden ke empat K.H Abdurahman Wahid atau yang biasa disapa Gus Dur, duduk di emperan masjid selepas sembahyang Maghrib. Seorang wartawan menghampiri Gus Dur. Belum sempurna Gus Dur menyandarkan punggungnya ke tembok, pertanyaan berat disodorkan kepada dirinya.

"Gus, bagaimana pandangan Islam tentang Indonesia yang memilih bentuk negara Pancasila, bukan negara Islam?" Tanya wartawan.

"Menurut siapa dulu: NU atau Muhammadiyah?" Jawab Gus Dur.

"NU, deh Gus." Kata Wartawan

"Hukumnya boleh. Karena bentuk negara itu hanya wasilah, perantara. Bukan ghayah, tujuan." Jawab Gus Dur.

"Kalau menurut Muhammadiyah?" Tanya Wartawan

"Sama." Jawab Gus Dur singkat

Wartawan itu melanjutkan pertanyaan berikutnya, "Kalau melawan Pancasila, boleh tidak Gus? Kan bukan Al-Qur'an?"

"Menurut NU atau Muhammadiyah?" Jawab Gus Dur.

"Muhammadiyah, coba." Kata Wartawan.

"Tidak boleh. Pancasila itu bagian dari kesepakatan, perjanjian. Islam mengecam keras perusak janji," jawab Gus Dur.

"Kalau menurut NU?" Kata Wartawan.

"Sama." Jawab Gusdur

Sampai di sini wartawan mulai jengkel. Ia merasa dikerjain oleh Gus Dur. Jawaban menurut NU dan Muhammadiuah kok selalu sama.

Anda gimana sih, Gus. Kalau memang pandangan NU dan Muhammadiyah sama, ngapain saya disuruh milih menurut NU atau Muhammadiyah ? Tanya Wartawan.

"Ya... kita harus dudukkan perkara pemikiran organisasi para ulama itu dengan benar, mas. Nggak boleh serampangan."Jawab Gus Dur.

"Serampangan bagaimana?" Sahut wartawan.

"Kalau Muhammadiyah itu kan ajarannya memang merujuk ke Rasulullah". Jawab Gus Dur.

"Lha, kalau NU?" Tanya Wartawan

"Sama."

Wkwkwk....

Disadur dari :

Lahul Fatihah.
(Yudhi Alfarabi)

Artikel Terkait

Silahkan tinggalkan jejak anda disini
EmoticonEmoticon